Seminar Pemikiran Reformis – Siri XII H O S Tjokroaminoto – Part 5

Jul 7, 2018 - Featured, Featured on irfront.org, Seminar
Tarikh: Sabtu, 7 Julai 2018
Masa:  10AM – 530PM
TempatConcorde V, Concorde Hotel, Jalan Sultan Ismail, Kuala Lumpur

Ucaptama dan Peluncuran Buku “Seruan Islah Syed Shaykh al-Hady” oleh
Sahibus Samahah Dato’ Arif Perkasa Dr Mohd Asri Zainul Abidin
Translation of “The Real Cry of Syed Shaykh al-Hady”

Panelis:
Dr Sohirin Solihin
Universiti Islam Antarabangsa Malaysia

Dr Azhar Ibrahim
National University of Singapore

Moderator:
Dato’ Dr Ahmad Farouk Musa
Islamic Renaissance Front 

Anjuran:
Islamic Renaissance Front

Rakyat Indonesia mengenalnya sebagai seorang guru dan pemimpin organisasi Islam terbesar di zamannya yang bernama Sarekat Islam. Beliau lahir daripada keluarga priyayi Ponorogo pada tanggal 16 Ogos 1882 di Desa Bukur Madiun, Jawa Timur dengan nama kecil Oemar Said. Sesudah menunaikan ibadah haji dia lebih suka memperkenalkan diri dengan nama Haji Oemar Said Tjokroaminoto atau lebih dikenal H.O.S Tjokroaminoto.

Tjokroaminoto telah membangun jaringan organisasi sehingga terbentuknya kepengurusan Sarekat Islam (SI) pada 1912 yang kemudian melantik beliau sebagai pemimpin cabang Surabaya. Pada usia 35 tahun, Tjokroaminoto mencapai kemuncak kariernya sebagai pemimpin Sarekat Islam selama beberapa period. Penjajah Belanda melihat gerak Tjokroaminoto semakin membahayakan, lalu beliau dipenjarakan dengan tuduhan menghasut dan mempersiapkan pemberontakan untuk menggulingkan pemerintah Belanda.

Namun dalam sejarah dan perjalanan hidup pergerakannya, Tjokroaminoto adalah guru kepada sekian banyaknya pejuang kemerdekaan Indonesia, sehingga ramai orang berkata bahawa seandainya Soekarno tidak pernah berkunjung kerumahnya dan berguru padanya maka Soekarno tidak akan menjalani perjuangan dalam merebut kemerdekaan Indonesia. Gagasan awal pemikiran Tjokroaminoto banyak dibentuk daripada perjalanan hidupnya yang banyak bersentuhan dengan kelas pekerja dan kaum proletar lainnya sehingga baginya penting untuk menemukan suatu ideologi gerakan yang mampu menjelaskan nilai dasar, arah dan metode perjuangan, meskipun pada kenyataannya idea Sosialisme–Islam masih sangat abstrak untuk diterapkan ditengah kondisi masyarakat indonesia yang menginginkan idelogi yang praktis dan jelas seperti ideologi komunis atau sosialisme seutuhnya.

Buku “Islam dan Sosialisme” karangan Tjokroaminoto memuat beberapa perbahasan dalam meletakkan posisi Islam dan ideologi sosialisme sebagai sebuah sumber pengetahuan yang membebaskan. Perbahasan menyangkut kaitan nilai dasar sosialisme yang menginginkan adanya kolektiviti dan kesamarataan dalam berbagai lingkup hak hidup dan hal tersebut oleh Tjokroaminoto selaras dengan nilai Islam yang merupakan rahmat bagi semesta alam yang adil. Tjokroaminoto memahamai  nilai –nilai Islam dalam konteks kehidupan bangsa Arab pra-Islam sebelum Nabi Muhammad, misi Nabi Muhammad yang bersifat sosialis, sikap sosialis sahabat-sahabat Nabi Muhammad, dan segala gambaran tentang kesamarataan dalam kehidupan yang dipedomani oleh nilai Islam yang kelak akan membentuk keperibadian Muslim.

Islam menurut Tjokroaminoto adalah pedoman perlawanan dalam menentang dominasi, Islam datang ke muka bumi tidak sebagai “Tuhan material” baru seperti Tuhan para kaum agama terdahulu akan tetapi Islam datang dengan membawa pengetahuan yang objektif tentang bagaiman kita semestinya menjalani hidup dan bekerja di bawah pedoman akan iman kepadaNya. Segala rukun Islam pada dasar adalah nilai kesamarataan dalam kehidupan, tidak ada manusia mendominasi manusia yang lain dengan keyakinan yang teguh bahwa Tuhan hanya satu dan para umat manusia di mukabumi hendaknya saling menghargai semata-mata untuk mendapatkan rahmat dari Tuhan. Nilai kesamarataan Islam inilah yang menjadi poin penting dalam menempatkan politik kemanusiann sebagai solusi kepada penindasan di muka bumi ini.

Terlepas daripada segala kontroversi dan pergulatan ideanya, Tjokroaminoto telah menjadi tokoh Islam yang memulai gagasan politik yang berbasis agama dan mengkedapankan pembebasan secara utuh bagi masyarakat Indonesia sehingga kelak bangsa ini akan meraih kemerdekaannya secara utuh di jalan yang dirahmati oleh ajaran Islam dan cita-cita kolektif bersama dapat tercapai bagi generasi selanjutnya.